Secoret Opini: You Are What You Read?

1636302-Esko-Valtaoja-Quote-You-are-what-you-read

sumber: quotefancy.com

Assalamu’alaikum teman-teman! Miten sinulla menee (baca: apa kabar dalam bahasa Finlandia)?

Di Sabtu siang ini, cuaca di Surabaya seperti yang kebanyakan orang tahu jika mendengar kata Surabaya, “cukup” lumayan sangat panas. Bisa kalian bayangkan jika keluar rumah dengan suhu 33 derajat celcius, tentu keringat tidak henti-hentinya mengucur, di dalam ruangan sekalipun. Surabaya memang dikenal dengan cuacanya yang sering tidak sejalan dengan keinginan penduduknya, ya mbok ya sering-sering suhu cuacanya tuh 25-27 derajat celcius gitu lho, hehe. Bukan Surabaya lagi dong namanya kalau cuacanya sedingin Malang.

Di sini aku gak mau membahas masalah Surabaya dan takdir cuacanya tersebut. Tapi, aku ingin sedikit beropni mengenai sebuah kutipan yang sepertinya sudah gak asing lagi di telinga kita.

“You Are What You Read” – Esko Valtaoja

Sebenarnya, aku baru tahu ternyata kutipan di atas merupakan kutipan dari seseorang, yang tadinya aku mengira hanya kata-kata spontan yang disebarluaskan oleh masyarakat umum. Kutipan dari Esko Valtaoja, seorang astronom, profesor, serta penulis kelahiran Finlandia. Belum ada artikel dalam bahasa Indonesia yang membahas mengenai sosok Esko Valtaoja yang juga seorang ahli biologi amatir tersebut.

Kita tinggalkan dulu sosok Esko Valtaoja, karena kita memang membahas kutipan beliau saja.

“You are what you read – Kamu adalah apa yang kamu baca.”

“Loh, maksudnya kalau aku baca buku Harry Potter berarti aku jadi tokoh Harry Potter, gitu? Atau jadi Lord Voldemort dengan mantra Avada Kedavra nya itu?

Bukan, maksudku bukan seperti itu kawan. Jadi, sebatas pemikiranku kutipan “You are what you read” memiliki artian bahwa segala hal yang kita baca secara tidak langsung memiliki pengaruh bagi diri kita. Sebagaimana jika kita sering membaca buku bergenre politik atau yang lainnya, tentu secara tidak langsung hal tersebut juga turut mempengaruhi pemikiran serta ucapan kita. Why? Karena sependek pengetahuanku bahwa memori otak otomatis menyimpan apa yang ditangkap oleh indera kita. Apalagi, jika bacaan rutin kita genre nya sama semua, menurutku itu malah lebih cepat pengaruhnya terhadap pemikiran serta ucapan kita atau bahkan perbuatan.

“Kalau akau gak pernah baca buku gimana dong?”

Nah, ini nih yang harus diubah kebiasaannya. Kalau gak pernah membaca buku “kemungkinan” memori otak kita sulit untuk berkembang, karena sedikitnya informasi yang masuk pada sel-sel otak itu sendiri, yang akhirnya juga mempengaruhi pemikiran dan ucapan kita, menjadi monoton misalnya. Itu itu saja yang diketahui dan dibahas.

Mungkin beberapa di antara kita pernah mendengar atau membaca kutipan di bawah:

“You are what you eat – Kamu adalah apa yang kamu makan.” 

Aku pikir sama seperti kutipan yang telah kita bahas sebelumnya. Menurutku, apa yang kita makan juga mempunyai pengaruh signifikan pada diri kita. Contohnya, jika kita sering memakan junk food, yang diterjemahkan menjadi makanan “sampah” dan diperhalus sebagai makanan rendah gizi menurut wikipedia. Bisa jadi jika kita terlalu sering memakan junk food, memori yang ada di dalam otak kita juga berubah menjadi memori “sampah” atau istilahnya pikun tidak pada saatnya gitu, hehe.

Jadi dapat disimpulkan bahwa ternyata banyak sekali faktor yang dapat mempengaruhi diri kita, baik secara langsung maupun tidak langsung, baik yang kita sadari pengaruhnya sampai yang tidak sama sekali kita sadari.  Hal tersebut pun dimbangi oleh diri kita yang mudah sekali terpengaruh, maka dari itu kita perlu banyak sekali belajar, memelihara pikiran kita dengan rutin membaca bacaan-bacaan yang informatif sekaligus bermanfaat bagi kita. Seperti halnya firman Allah Subhanahu wa ta’ala dalam QS. Al-Alaq:1 yang sekaligus menjadi ayat yang pertama kali turun,

“Bacalah dengan (menyebut) nama Rabbmu Yang menciptakan.” 

Bukankah sel-sel otak kita juga perlu untuk diregenerasi? Tidak hanya regenerasi kulit saja agar tetap awet muda, tetapi otak juga perlu untuk “awet muda” kawan.

Nah kawan-kawanku, segitu dulu opiniku mengenai kutipan “You are what you read”, aku tunggu pendapat, saran dan komentar dari kalian.

Salam hangat. Semangat.

Tinggalkan komentar