Novel Aroma Karsa Karya Dee Lestari (2018): Perpaduan Misteri Gunung Lawu dan Berbagai Aroma Masa Lalu

“Dari sebuah lontar kuno, Raras Prayagung mengetahui bahwa Puspa Karsa yang dikenalnya sebagai dongeng, ternyata tanaman sungguhan yang tersembunyi di tempat rahasia.

Obsesi Raras memburu Puspa Karsa, bunga sakti yang konon mampu mengendalikan kehendak dan cuma bisa diidentifikasi melalui aroma, mempertemukannya dengan Jati Wesi.

Jati memiliki penciuman luar biasa. Di TPA Bantar Gebang, tempatnya tumbuh besar, ia dijuluki Si Hidung Tikus. Dari berbagai pekerjaan yang dilakoninya untuk bertahan hidup, satu yang paling Jati banggakan, yakni meracik parfum.

Kemampuan Jati memikat Raras. Bukan hanya mempekerjakan Jati di perusahaannya, Raras ikut mengundang Jati masuk ke dalam kehidupan pribadinya. Bertemulah Jati dengan Tanaya Suma, anak tunggal Raras, yang memiliki kemampuan serupa dengannya.

Semakin jauh Jati terlibat dengan keluarga Prayagung dan Puspa Karsa, semakin banyak misteri yang ia temukan, tentang dirinya dan masa lalu yang tak pernah ia tahu.”

Cover Depan Novel Aroma Karsa

Begitulah sinopsis dari novel “Aroma Karsa” karya Dee Lestari. Salah satu novel best seller pada tahun 2018 yang juga merupakan novel paling ditunggu oleh pembaca buku ber-genre fiksi ilmiah ataupun misteri. Buku dengan penerbit PT Bentang Pustaka, cetakan pertama, Maret 2018, berjumlah 710 halaman yang dapat dibeli dengan harga Rp125.000,- ini termasuk ke dalam novel yang paling saya suka. Kenapa? Salah satunya karena dari segi alurnya yang menarik. Rasanya membuat saya ingin terus mengetahui setiap bagian dari cerita dibalik pencarian bunga puspa karsa. It’s more curiosity. Pernah di bab akhir saya sampai begadang untuk memuaskan rasa penasaran saya mengenai isi novel Aroma Karsa tersebut. Rasanya sayang banget kalau harus bersambung semalam saja.

Selain alurnya yang menarik dan bikin saya penasaran, ceritanya pun tidak mudah ditebak. Awal cerita terlihat sepele dikarenakan seorang Janirah Prayagung yang adalah puteri dari abdi dalem keraton tingkat terendah dengan sengaja mencuri resep-resep kecantikan keraton dan menjualnya secara bebas. Betapa beraninya seorang Janirah yang kemudian menurunkan sifatnya tersebut kepada Raras Prayagung, sang cucu. Dari situ teka-teki tentang kisah bunga Puspa Karsa dimulai. Begitu banyak ambisi dalam novel ini, ambisi seorang Raras Prayagung dalam melanjutkan misi neneknya tersebut dalam mencari Puspa Karsa, begitu juga ambisi Jati Wesi dalam menemukan kisah masa lalunya yang penuh misteri, serta ambisi-ambisi dari tokoh lain yang turut hadir dalam misteri Aroma Karsa.

Alasan saya lainnya kenapa saya sangat menyukai buku ini karena banyak istilah tentang penciuman yang bikin saya semacam jadi orang yang sedang membaca novel sekaligus buku ilmiah. Dari istilah-istilah tersebut saya menyadari bahwa udara yang saya hirup ini ternyata terdiri dari partikel-partikel yang tidak terlihat dengan jumlah yang sangat banyak.

 “Penciuman adalah jendela pertama manusia mengenal dunia. Dunia ini sesungguhnya adalah dunia aroma.” – halaman 153.

Ga mau spoiler cerita rincinya bagaimana, jadi kamu harus baca bukunya sendiri, ga akan berasa deh pokoknya dengan buku setebal 710 halaman tapi kamu dibuat bertanya-tanya “gimana sih kelanjutannya, eh kok gini ya? Duh habis ini Jati mau ngapain?” Ya pokoknya begitulah yang ada di pikiran saya pas lagi baca novel ini. Meskipun novel ini terbitan 2018, ga telat kok bacanya. Tapi paling enak dibacanya saat long weekend sih, biar lebih enjoy aja sama ceritanya. Novel karya kak Dee Lestari memang ga pernah bikin saya kecewa selama ini, mulai dari serinya Supernova sampai Aroma Karsa. Dan beliau menyiapkan buku Aroma Karsa ini perlu ada research juga sampai ke TPA Bantar Gebang. She’s an amazing author!

Omong-omong, saya baca novel Aroma Karsa ini butuh waktu 4-5 hari tapi tidak penuh. Saat liburan semester III kemarin sih, jadi tidak ada tugas kuliah yang mengganggu waktu berdua saya dengan “si aroma karsa ini.” Gara-gara waktu liburan kali ya bacanya, jadi bisa secepat itu. Karena saya tergolong orang yang kecepatan membacanya itu disesuaikan dengan isinya bagaimana, semakin membuat saya tertarik, maka semakin cepat saya membacanya. Ada salah satu buku yang sampai sekarang belum selesai saya baca dari bulan Maret pertengahan, padahal tebal buku tersebut tiga kali lebih tipis dari novel Aroma Karsa. Alasan saya bacanya lama karena saya tidak terlalu excited dengan isi buku tersebut, semacam otak saya butuh waktu lebih lama untuk mencerna setiap kata dari buku tersebut. Bukan novel sih, tergolong buku self improvement terjemahan. Bisa jadi karena baru pertama kali membaca buku terjemahan juga, jadi perlu beberapa detik untuk memahami isinya, mungkin begitu, entahlah.

Kalau kamu, butuh waktu berapa lama membaca buku favoritmu? Dan kalau boleh tahu, buku apa yang sedang kamu baca akhir-akhir ini? Mungkin bisa jadi referensi buku untuk bacaanku selanjutnya biar makin produktif membaca gitu, hehe.

Oh iya, selamat menjalankan ibadah puasa ya. Apalagi yang lagi di tanah rantau. Kita sama! Semangat buat kita! Nih, aku tambahkan salah satu kutipan dari novel Aroma Karsa yang semoga membuat kamu tambah semangat juga.

“Tekanan membentuk seseorang. Mereka yang tertekan, mereka yang tertantang sejak awal kehidupannya, bisa keluar jadi pemenang”

Selamat Membaca!

4 respons untuk ‘Novel Aroma Karsa Karya Dee Lestari (2018): Perpaduan Misteri Gunung Lawu dan Berbagai Aroma Masa Lalu

  1. Wahh keren, Jazakillah khairan udah disemangatin buat puasa yaa, dinda juga semangat puasanya, tinggal 2 hari lagi nihh !!

    Suka

Tinggalkan komentar