Mengelola Keuangan Untuk Mahasiswa Rantau: Keharusan atau Sekadarnya?

Semenjak jadi mahasiswa yang juga merantau, aku jadi lebih aware tentang bagaimana mengatur keuangan pribadi. Menurutku bukan karena aku adalah mahasiswa akuntansi lalu yang berbau uang jadi lebih sensitif. Tetapi alasannya karena sudah jauh dari orangtua, kalau tidak pandai mengatur uang lalu tiba-tiba sisa uang di tabungan tinggal 50 ribu, apa tidak jantungan mendadak? Maka dari itu, agar meminimalisir kejadian yang tidak diinginkan seputar per-duit­-an, aku “terpaksa” belajar mengatur uang yang diamanahkan oleh orangtua kepadaku dengan cukup, kalau bisa sih ada sisa.

Pernah nih pada awal semester satu dulu, aku sampai kehabisan uang cash maupun uang di bank, masih sisa sebenarnya, tapi meragukan kalau untuk dipakai menyambung hidup selama beberapa hari ke depan di Surabaya. Namanya mahasiswa baru ya, fren. Dikit-dikit keluar duit, buat ospek lah, beli kebutuhan sehari-hari, beli skincare buku kuliah lah, buat hedon makan sama teman-teman. Eh, tiba-tiba duit tinggal 300 ribu apa berapa ya, lupa. Apa tidak pusing diriku sebagai maba polos dengan sisa uang 300 ribu untuk 15an hari ke depan. Eh, ternyata bisa, dengan sedikit ngoyo tentunya, fren.

Seperti kata pepatah, “pengalaman adalah pelajaran yang paling berharga yang belum tentu bisa didapat di sekolah.” Sejak kejadian itu, aku jadi kapok, mau beli ini itu susah pokoknya. Makanya aku jadi mikir, kalau begini terus ya mana bisa cukup uang ini buat sebulan. Akhirnya, tercetuslah untuk membuat financial planner/budgeting “ala-ala” aku sendiri. Awalnya, aku coba tulis semua kebutuhanku selama sebulan di buku catatan. Lalu, aku cek harganya per item berapa di google dan terakhir aku jumlah semua harganya. Alhamdulillah, ada manfaatnya fren. Nah, Agustus ini aku sudah memasuki semester lima, lebih sedikit santai mengatur uang.

Sebenarnya, aku juga masih belajar mengatur uang, tapi karena beberapa hari lalu aku melihat cuitan dari Rico Huang yang membahas tentang bagaimana cara mengetahui pengeluaran dalam waktu tertentu, ide untuk menuliskan ini pun muncul di otakku. Daripada hanya jadi sebuah ide, langsung saja kueksekusi menjadi tulisan yang juga semoga bermanfaat untuk kalian yang membaca.

Di sini, ada 7 tips berdasarkan pengalaman aku ya, Mungkin di antara kalian ada juga yang menerapkan salah satu atau beberapa tips di bawah berarti kita “sefrekuensi” ya, haha, macam siaran radio aja ya.Okay, let’s started!

  1. Membuat financial budgeting (anggaran keuangan) untuk seminggu/sebulan

Budgeting itu penting sekali ya, teman-teman. Dengan membuat budgeting, maka kita dapat memperkirakan berapa banyak uang yang harus dikeluarkan selama jangka waktu tertentu, misal sebulan. Dengan begitu, kita jadi tidak kaget pada akhir bulan mengapa uang kita tinggal beberapa digit saja, karena kita sudah mengetahui uang kita dipakai untuk apa dalam sebulan itu. Isinya anggaran kebutuhan bisa disesuaikan dengan pemasukan dan pengeluaran dalam sebulan berapa. Jangan sampai minus!Intinya begitu, kalau minus berarti rugi dong fren. Oh iya, kadang aku suka membuat anggaran untuk seminggu daripada sebulan, alasannya karena lebih rinci dan efektif. Jangan lupa anggarkan untuk hal-hal yang tidak terduga/darurat. Biasanya kan mahasiswa ada acara dadakan, semacam iuran fotocopy, danusan yang dibeli sendiri, ehh. Ya semacam itu pokoknya ya fren.

Ini aku bagi jadi beberapa bagian kebutuhan agar mudah dalam menganggarkan:

  1. Kebutuhan pokok (perlengkapan mandi, perlengkapan cuci mencuci/laundry, perlengkapan makan, sewa kos, skincare/bodycare, vitamin, pembalut, masker debu, tisu kering & basah)
  2. Kebutuhan kuliah (fotocopy & print out, alat tulis, iuran)
  3. Transportasi (bensin, ojek, atau transportasi umum)
  4. Refreshing (jalan-jalan (hangout), beli pakaian baru, beli novel, nonton)
  5. Kebutuhan darurat (obat-obatan saat sakit)
  6. Tabungan
  • Ambil uang di bank seminggu sekali disesuaikan dengan kebutuhan seminggu

Jadi, untuk kalian yang menyimpan uang di bank, usahakan ambil uangnya seminggu sekali dengan jumlah yang sudah disesuaikan dengan kebutuhan seminggu. Maksudnya, jika kamu membuat anggaran keuangan untuk seminggu, maka ambil uang juga seminggu sekali. Karena jika terlalu sering ambil uang di bank, menurutku itu akan menjadi kebiasaan yang kurang baik, kecuali jika itu memang keadaan yang darurat. Misalnya, ketika lagi di mall tiba-tiba ada promo skincare SK II dan uang cash cuma bisa dipakai buat bayar uang parkir. Akhirnya terpaksa deh ambil uang di ATM. Padahal lagi ga butuh-butuh banget tuh skincare, gara-gara tergiur promo akhirnya menyesal ketika sampai di kosan.

Pun diusahakan jangan ambil uang di bank langsung semua ya, karena hal itu dapat membuat uang kita lebih cepat habis. Mikirnya uang di dompet masih banyak lah, gapapa buat beli-beli masih cukup. Eh, ga kerasa tiba-tiba ludes tuh duit. Jadi, sesuaikan dengan anggaran masing-masing ya.

  • Membeli keperluan di awal bulan

Membeli segala keperluan yang sifatnya berulang menurutku penting untuk dilakukan di awal bulan. Misal, keperluan mandi (sabun, shampoo, dan pasta gigi), deterjen, pembalut, tisu basah, beras, dan keperluan berulang lainnya. Biasanya ada beberapa item yang aku beli langsung banyak untuk sebulan, biar merasa aman saja kalau tiba-tiba ada yang habis. Apalagi akhir bulan adalah saat krisis-krisisnya.

  • Catat setiap kas masuk/keluar (alternatif: gunakan aplikasi “catatan keuangan”)

Nah, ini salah satu yang nge-bantu banget selama dua tahun aku menjadi mahasiswa rantau. Karena dengan menggunakan aplikasi “catatan keuangan”, aku jadi tahu berapa realisasi pengeluaran dan pemasukan aku dalam sebulan. Aplikasi yang aku gunakan adalah Dompet Manager, bisa diunduh di Play Store masing-masing, kalau App Store aku belum tahu ya. Banyak aplikasi semacam ini, sederhana tapi membantu sekali. Apalagi jaman sekarang, semua serba menggunakan teknologi. Milenials jaman sekarang pun lebih sering membuka gawai, jadi lebih mudah mengakses aplikasi ini sewaktu-waktu. Untuk mencatat kas masuk/keluar jadi gampang tidak harus membuka buku catatan/note.

sumber: galeri pribadi
  • Belilah dengan uang cash

Kalau kalian ingin beli menggunakan “dompet online”sebenarnya tidak masalah, asal bisa digunakan secara bijak ya, fren. Karena jika masih susah untuk menghemat, bakal gampang kena racun promo, cashback, ataupun diskon. Memang racun banget sih, ada promo dikit, top up. Pengalaman gara-gara kena racun promo, uang 50 ribu secara tidak terasa langsung ludes dalam sehari buat top up dan beli makanan serba promo. Padahal 50 ribu bisa untuk beberapa hari ke depan, heuu so sad fren. Makanya, disarankan bila bisa menggunakan uang cash, gunakanlah uang cash. Karena jika membeli barang-barang apalagi dengan harga yang pricey menggunakan uang cash rasa sakit hati saat mengeluarkan uang akan lebih berasa, nyess gitu, sambal ngelus dada.

  • Menabung itu penting lho!
sumber: athiazf.com

Aku yakin semua sudah tahu jika menabung adalah suatu kewajiban dan sangat penting. Untuk aku sendiri, aku sisihkan beberapa dari tabungan aku di bank yang sengaja tidak aku ambil untuk dijadikan tabungan. Teman-teman bisa sesuaikan dengan uang yang diterima selama sebulan berapa, lalu sisihkan yang menurut kalian cukup untuk ditabung.

  • Konsisten adalah wajib

Last but not least adalah konsisten, kunci dari enam tips di atas.

Karena musuh yang sebenarnya dalam mencatat pengeluaran/pemasukan hanya malas – Rico Huang.

Memang benar, malas itu musuh terbesar dalam melakukan sesuatu yang konsisten. Aku terkadang juga malas mencatat kas masuk/keluar di handphone, biasanya karena terlalu banyak barang yang dibeli jadi malas mencatat kas keluar. Nah, hal itu aku siasati dengan tidak membuang nota yang diberikan oleh kasir, tetapi aku bawa pulang ke kosan untuk sewaktu-waktu aku catat kembali di handphone jika sudah tidak malas.

Jadi, itulah penjelasan aku mengenai bagaimana mengelola keuangan versi aku sebagai mahasiswa rantau. Dari situ dapat diketahui bahwa mengelola keuangan itu harus banget untuk yang mahasiswa rantau juga untuk semua kalangan. Dengan belajar mengelola keuangan pribadi, kita bisa tahu apakah kita ini tergolong terlalu boros, terlalu hemat, atau biasa saja. Selain itu, manfaat dari mengelola keuangan pribadi dapat menjadi “titik kontrol” kita terutama untuk yang masih muda-muda agar tidak tergiur dengan hal-hal yang sebenarnya tidak bermanfaat atau mubazir.

Oh iya, dari tujuh tips tersebut, jangan lupa sisihkan sebagian tabungan kalian untuk memberi ya. Karena sebagian dari rezeki kita adalah rezeki orang lain, katanya. But, I think so.

Sekian dulu, 1000 lebih kata dari aku, haha ternyata banyak juga ya. Semoga 1000 lebih kata ini ada sedikit manfaat yang bisa didapat, karena sharing is caring, hehe. Terimakasih sudah membaca! I’ll see you, fren! Have a good day!

Wassalamu’alaikum.

2 respons untuk ‘Mengelola Keuangan Untuk Mahasiswa Rantau: Keharusan atau Sekadarnya?

Tinggalkan komentar